Title : Real Love
Author : Nurzaita (@AiYmm257_)
Genre : Romance
Length : Chaptered / Series Fic
Rate : PG-15
Main Cast :
- Xi Luhan – EXO-M
- Oh Sehun – EXO-K
- Park Hyerin (OC)
Others Cast :
- Wu Yifan – EXO-M
- Park Chanyeol – EXO-K
***
Normal
POV
“Luhan,
aku tidur dulu! Selamat malam.” Kris melambaikan tangannya pada Luhan yang
masih duduk dimeja makan.
Luhan
menolehkan kepalanya malas. “Selamat malam.” balas Luhan tersenyum.
Kris
menganggukkan kepalanya lalu menuju kelantai dua, tempat dimana kamarnya
berada. Sebenarnya, Luhan dan Kris tidak saudara hanya saja mereka yang tinggal
bersama membuat beberapa orang mengira bahwa keduanya bersaudara. Sudah selama
lima tahun ini Kris tinggal bersama Luhan, itu semua karena orantua Luhan yang
menyuruh Kris tinggal bersama Luhan setelah kedua oangtua Kris meninggal dunia
akibat kecelakaan pesawat. Orangtua Luhan bekerja di China dan jarang sekali
menjenguk putranya yang tinggal di
Seoul. Awalnya Luhan merasa kesepian, tetapi begitu Kris tinggal bersamanya
membuatnya tidak kesepian lagi. Oh iya, orangtua Luhan dan Kris itu dulunya juga
bersahabat.
Luhan
menatap jari-jari tangannya yang mengetuk meja dengan gerakan lambat. Sejak
kejadian tadi, ia tidak bisa menghilangkan sosok seorang yeoja dari pikirannya.
Park Hyerin. Yeoja yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Yeoja yang
sangat ia sayangi. Entah sejak kapan setiap kali ia berada didekat yeoja
bermarga Park itu, jantungnya selalu berdegup kencang, tetapi itu dulu. Ketika
ia tidak merasa kesulitan bernafas seperti sekarang, tidak merasakan suatu
keganjalan dalam benaknya, sesuatu yang membuatnya sesak. Namun untuk sekarang,
rasa aneh itu mulai kembali pada awalnya, jantungnya kembali berdegup kencang, pikirannya
selalu kacau karena dipenuhi oleh bayang-bayang seorang Park Hyerin.
Cinta.
Mungkinkah ia jatuh cinta dengan yeoja itu? Ya, ia memang jatuh cinta dengan
yeoja itu, hanya saja...
Kali
ini ingatannya kembali pada dua tahun yang lalu, dimana dengan bodohnya ia
memperkenalkan Hyerin dengan teman baiknya. Ya, teman baiknya yang sudah ia
anggap seperti adik juga. Teman baiknya yang merebut yeoja yang ia cintai,
teman baiknya yang saat ini telah melukai yeoja yang ia cintai.
***
Luhan POV
“Hyerin-ah,
aku ingin mengenalkanmu dengan temanku, kau mau?”
Hyerin
menatapku, raut wajahnya menunjukkan bahwa yeoja itu sedang tidak ingin
digangggu. Aku tahu, dia baru saja mendapat hukuman dari Chanyeol karena tidak
memberi makanan untuk kakaknya itu. “Aku tidak mau berteu dengan orang asing
hari ini! Aku malas!” jawabnya.
“Temanku
ini sangat menyenangkan, aku yakin kau pasti langsung menyukainya.” ujarku
mencoba untuk membujuknya.
“Shireo!”
“Wae?”
“Pokoknya
aku tidak mau, oppa! Aku masih kesal dengan Chanyeol oppa!”
“Dia
tampan, baik dan menyenangkan.”
“Aku
tidak peduli!”
“Hyerin-ah~”
“Lain
kali saja kalau perasaanku sedikit lebih baik.” tolak Hyerin. “Kau juga menyebalkan,
oppa! Huh, aku kerumah temanku yang lain saja kalau begitu!” lanjutnya.
“Hyung!”
Aku
menolehkan kepalaku dan mendapati Sehun tengah menghampiriku dengan senyum
lebarnya. Selama beberapa saat, aku melihat pandangannya tertuju pada sosok
Hyerin yang ingin pergi. Kupalingkan wajahku kearah Hyerin dan melihat reaksi
dari yeoja itu. Yeoja itu menatap Sehun dengan tatapan yang tidak biasa, Ah,
maksudku aku jarang melihat Hyerin menatap seseorang dengan tatapannya yang seperti
ini. Tatapannya untuk Sehun. Hatiku mencelos. Mungkinkah Hyerin menyukai Sehun?
“Hyerin-ah,
dia temanku yang mau kukenalkan denganmu. Namanya Oh Sehun.” aku membuka suara.
Jujur, aku tidak menyukai saat-saat seperti ini. Keduanya masih saling menatap
satu sama lain. Menyebalkan sekali! Aish..
“Oh
Sehun.”
“Park
Hyerin.”
***
Normal POV
Matahari
menyeruak masuk ke dalam sebuah ruangan melalui celah-celah jendela berusaha
menembus tirai merah muda yang masih menutupi jendela kamar tersebut. Memberi sinar yang sangat menyilaukan mata
untuk seseorang yang masih bergelayut manja diatas tempat tidur. Merasa
terganggu dengan sinar matahari, seseorang yang masih berpetualang dengan alam
mimpinya itupun akhirnya terbangun. Secara perlahan orang tersebut membuka
kelopak matanya, mengedipkan dan mengucek kedua matanya dengan lembut beberapa
kali sambil menunggu nyawanya yang sebagian masih ikut berpetualang dalam alam
mimpinya kembali hingga akhirnya orang itu benar-benar bangun.
Orang
itu adalah Luhan. Ia duduk dengan wajah menunduk. Setelah beberapa saat, ia
benar-benar bangun dan melirik kearah jam dinding kamarnya. Jam itu menunjukkan
pukul sembilan pagi. Namja itu kembali menguap, disaat yang bersamaan ponselnya
berbunyi. Luhan menaikkan sebelah alisnya, heran.
“Siapa
yang pagi-pagi begini menelpon?” gumamnya.
Diraihnya
ponsel miliknya yang terus berdering minta diangkat. Ia melihat nama yang
tertera disana dan langsung tersenyum lebar begitu mebaca nama disana.
My
Rinieya calling...
Tanpa
banyak berpikir, Luhan langsung memencet tombol hijau pada ponselnya. “Yeoboseyo?”
“Luhan
oppa, kau sedang sibuk tidak?”
“Ani,
wae?”
“Aku
ingin jalan-jalan, Chanyeol oppa tidak bisa menemaniku jadi aku menelponmu. Apa
kau mau?”
“Tentu
saja aku mau. Kapan?”
“Bagaimana
kalau hari ini?”
“Baiklah
tunggu aku. Sekitar satu jam aku akan kerumahmu.”
“Kutunggu
oppa, gomawo.”
KLIK!
Luhan
tersenyum samar. Ia mendongakkan kepalanya menatap langit-langit kamarnya.
Pandangannya menerawang. Pikirannya melayang.
Tinggal
satu langkah lagi maka ia bisa mendapatkan Hyerin. Selangkah lagi dan semua
harapannya akan menjadi kenyataan. Harapannya untuk memiliki Hyerin. Ya, Luhan
memang selalu berharap agar Hyerin menjadi miliknya. Hanya saja saat itu, ia
terlambat! Orang lain sudah merebut Hyerin darinya namun kali ini ia tidak akan
membiarkan orang lain merebut Hyerin kedua kalinya. Ia harus mendapatkannya.
Harus!
***
Hyerin POV
Aku
duduk disebelah Luhan oppa dan kami sedang berada di danau dan tempat ini cukup
sepi. Hari ini dia sangat tampan. Kenapa aku baru menyadarinya kalau Luhan oppa
sangat tampan? Bahkan menurutku Sehun oppa saja kalah. Ah, tunggu. Sehun. Nama
itu...
Entah
sudah keberapa kalinya aku berusaha untuk melupakan namja yang telah menyakitiku
itu. Mempermainkan perasaanku yang membuatku sangat kacau dalam beberapa hari.
Aku meminta agar aku membenci namja itu tapi sayangnya hatiku menolak. Aku
tidak bisa membencinya bahkan aku semakin sangat mencintainya dan aku...
mengharapkannya kembali padaku.
“Hyerin-ah,
jangan melamun terus. Ayo dimakan ice creamnya, nanti meleleh.” Luhan oppa
menepuk pundakku pelan.
Aku
kembali sadar dari lamunanku dan menatap Luhan oppa dengan perasaan bersalah. “Mianhae,
oppa, kurasa aku sedikit lelah.” jawabku berbohong.
Luhan
oppa tersenyum padaku. “Kalau lelah kenapa mengajakku jalan-jalan?”
“Aku
bosan dirumah, oppa!”
“Ne,
ne, arasseo.”
Aku
menarik napas panjang. “Oppa, kita belum pernah foto bersama bukan? Bagaimana
kalau kita foto bersama? Kau tidak keberatan kan?” tanyaku. “Eh, tapi aku tidak
membawa kamera.”
“Tentu
saja. Tidak apa-apa, pakai ponselku saja.”
Luhan
oppa mendekat kearahku dan pipiku dengan Luhan oppa saling menempel. KLIK! Luhan
oppa berhasil memoto kami dan tepat pada saat itu pandanganku tersita pada
sosok seorang namja yang sedang memperhatikanku dengan Luhan oppa.
Dadaku
rasanya sangat sesak. Bukankah namja itu Oh Sehun? Ya Tuhan, sunguuh, aku
sangat merindukannya. Merindukan suaranya, tatapannya, sentuhannya, semuanya. Aku
sangat merindukannya. Kira-kira sudah berapa lama aku tidak bertemu dengannya. Ingin
rasanya aku berlari kearahnya dan memeluknya dengan begitu erat. Tapi tidak!
Semua itu tidak mungkin kulakukan! Ingatanku kembali pada kejadian beberapa
hari yang lalu. Saat dimana dia memutuskanku. Sesak.
Tes!
Air
mataku menetes. Pandanganku juga sudah buram. Samar-samar aku mendengar suara
Luhan oppa, aku tidak tahu apa yang dikatakannya karena aku tidak terlalu
memperhatikannya. Yang kuperhatikan hanya satu. Namja itu. Oh Sehun. Berjalan
mendekatiku dan Luhan oppa.
Jangan
mendekat!
Kumohon
jangan mendekat!
Jangan
membuatku kembali tersakiti!
“Sehun!”
seru Luhan oppa yang dapat kudengar dengan jelas.
“Hyung..”
suara lirih Sehun oppa.
Aku..
merindukannya. Sangat-sangat merindukannya. Suaranya membuat tubuhku bergetar.
“Ada
perlu apa? Kalau yang ingin kau sampaikan bukan hal penting lebih baik aku dan
Hyerin pergi. Permisi.”
Luhan
oppa menarik tanganku untuk menjauh dari Sehun oppa. Tapi entah kenapa, aku
malah menepis tangan Luhan oppa. Tidak menghiraukan perkataannya dan masih
menatap Sehun oppa. Hei, aku ini kenapa?
Tolong jangan membuatku seperti ini. Ini hanya akan membuatku semakin tersiksa.
“Sehun
oppa.”
Aku
terkejut. Yang tadi itu, apa benar aku memanggil namanya?
“Hyerin-ah.”
Sehun oppa menatapku lembut. Tatapan yang sangat kurindukan. “Kumohon,
kembalilah padaku.”
***
Normal POV
“Hyerin-ah.”
Sehun berkata lirih dan menatap mata yeoja didepannya dengan lembut. “Kumohon,
kembalilah padaku.” pintanya.
Luhan
membelalakkan matanya. Terkejut. Ia menarik kerah baju Sehun dengan kasar dan
menatap Sehun dengan penuh kebencian. “Kau! Apa maksudmu berbicara seperti itu?
Huh? Kau ingin membuat Hyerin terluka lagi? Kau belum puas menyakitinya?”
bentak Luhan.
“Hyung,
aku menyesal. Yeoja itu hanya mempermainkanku dan aku baru sadar ternyata
selama ini aku mencintai Hyerin. Mianhae.” kata Sehun menjelaskan.
“Tidak
semudah itu, Sehun, dan aku tidak akan membiarkanmu kembali menyakiti Hyerin.”
kata Luhan dengan nada tinggi.
“Wae?
Kau mencintainya? Huh?” balas Sehun.
“Ani!”
jawab Luhan bohong.
“Lalu
kenapa kau begitu mempedulikannya? Huh? Kau tidak bisa mengelak lagi, hyung!
Katakan saja kalau kau mencintainya!” balas Sehun menepis tangan Luhan yang
mencengkram kerah bajunya dengan kasar.
“AKU
SEPERTI INI KARENA AKU PEDULI DENGANNYA! DIA DONGSAENGKU, BABO!” bentak Luhan.
BUGH!
BUGH! BUGH!
Luhan
melayangkan tinjuannya pada Sehun bertubi-tubi. Wajah, dada, punggung, perut
dan langsung diikuti dengan tendangan keras pada kaki Sehun. BUGH! BUGH! Luhan
memukul Sehun secara membabi buta. Ia terlalu emosi dengan perilaku Sehun yang
seenaknya saja.
“HENTIKAN!”
teriak Hyerin.
BUGH!
Pukulan
terakhir dari Luhan mengenai wajah Sehun sebelum ia menghentikan pukulannya
atas permintaan Hyerin. Luhan masih menatap Sehun tajam. Penuh kebencian.
Tanpa
sadar, Hyerin menghampiri Sehun dan langsung memeluknya. Yeoja itu menangis
sejadi-jadinya disana. “Kumohon, jangan pukul
Sehun oppa lagi..” pintanya.
Luhan
tertegun.
“Aku
tidak bisa membohongi perasaanku sendiri. Aku masih mencintainya dan sangat
mengharapkannya.” ucap Hyerin lagi.
Luhan
tersenyum miris. Harapannya mendapatkan Hyerin sudah sia-sia.
“Aku
mau kembali padanya.”
***
Chanyeol
sedang asyik bermain game ketika suara ketukan pintu terdengar. Dengan terpaksa
ia menghentikan gamesnya dan berjalan dengan malas menuju pintu. Ia membuka
pintu dan pandangannya bertemu dengan adiknya yang sedang bersama... Sehun!
“KAU!”
mata Chanyeol membelalak lebar.
“Annyeong,
hyung.” sapa Sehun ramah.
“Untuk
apa kau datang kemari? Dan.. Kenapa bisa bersama Hyerin?” tanya Chanyeol sinis.
“Oppa,
kumohon jangan kasar berbicara dengan Sehun. Aku dan Sehun sudah kembali
seperti dulu. Jangan marah padanya lagi. Jebal.” sahut Hyerin.
Pandangan
Chanyeol berhenti pada adiknya. Ia menatap Hyerin tidak percaya. “Kau dan Sehun
kembali bersama? Kenapa bisa?”
Hyerin
tersenyum lebar. “Akan kujelaskan nanti.” jawab Hyerin tersenyum kecil. “Sehun
oppa, ayo masuk!”
***
BRAK!
Luhan
membanting pintu rumah dengan kasar. Kris yang sedang duduk disofa ruang tamu
bersama dengan seorang yeoja langsung menoleh kearah sumber suara. Sebelah
alisnya terangkat, bingung. Ia menatap kearah si yeoja sekilas. “Sebentar ya.
Kau tunggu disini dulu, aku ingin menyusul Luhan.” kata Kris lalu berjalan
menghampiri Luhan yang sudah masuk kedalam kamar.
“Luhan,
gwenchana?” tanya Kris.
Luhan
diam tidak menjawab. Ia masih merasa sakit hati dengan kejadian tadi siang.
“Luhan..”
panggil Kris lagi.
Luhan
menghela napas pendek dan menatap Kris tajam. “Tinggalkan aku sendiri!” pintanya.
“Tidak
akan sebelum kau menceritakan semuanya padaku.” balas Kris.
“Apa
yang harus kuceritakan? Huh?”
“Tentu
saja masalahmu.”
“Aku
tidak punya masalah!”
“Jangan
berbohong!”
“Aku
tidak berbohong, Kris!”
“Baiklah,
aku akan bertanya pada Hyerin.” Kris merogoh saku celananya, mengambil ponsel.
“Jangan!”
tahan Luhan.
“Jadi?”
tanya Kris.
“Sehun
dan Hyerin telah kembali bersama.” kata Luhan sambil tersenyum masam.
Kris
tersenyum penuh arti. “Apa gara-gara hal itu yang membuatmu menjadi seperti
ini? Hmm?”
Luhan
mengangkat bahunya. Tidak tahu. “Entahlah, Kris, aku sendiri tidak tahu. Aku
hanya merasa kesal denan sikap Sehun yang seenaknya saja. Dia menyakiti
perasaan dongsaengku lalu mengajaknya balikan. Bagaimana menurutmu?”
“Menurutku kau cemburu.” jawab Kris seadanya.
“Ya!
Kau sama sekali tidak nyambung diajak bicara!”
“Begitukah?”
“...”
“Aku
tahu kau mencintainya, Luhan.” kata Kris dengan suara pelan.
Luhan
diam. Ia menundukkan wajahnya dalam-dalam. “Aku... Tidak mencintainya. Mana
mungkin aku mencintai dongsaengku sendiri.” Luhan mengelak.
“Dongsaeng?
Sejak kapan kau menganggapnya dongsaeng? Huh?” tanya Kris.
Luhan
diam.
“Aku
melihat dari caramu pada Hyerin. Ketika kau berkata padanya, menatapnya,
tersenyum padanya, menyemangatinya dan hal lain yang kau lakukan pada Hyerin
selama ini. Berbeda sekali. Kau tahu? Aku baru pertama kalinya melihatmu
bersikap seperti ini dan jangan mengira aku tidak melihatmu dengan Hyerin
berpelukan beberapa hari yang lalu. Aku melihat wajahmu bahagia sekali malam
itu.” Kris menjelaskan panjang lebar.
“Aku...”
“Yeoja
bukan hanya dia saja kan? Kalaupun dia sudah dimiliki oleh namja lain kau bisa
mencari yeoja lain. Ya, ya, aku tahu kau mencintainya tapi kau juga tidak boleh
hanya bergantung padanya saja. Itu hanya akan membuatmu sakit hati dan kau
jangan pernah untuk berpikir merebutnya dari orang lain.”
“Lalu,
aku harus bagaimana?”
“Tetap
semangat seperti biasanya. Yakinlah bahwa suatu hari nanti pasti akan ada yeoja
lain yang membuatmu melupakan Hyerin.”
“Tapi
aku sudah terlanjur mencintainya, Kris..”
“Aku
tahu.”
***
TO BE CONTINUED
0 komentar:
Posting Komentar