Selasa, 22 Januari 2013

Not Too Late – Intro

NTL_Cover


Alyssa Saufika Umari
Aku mensyukuri apa yang telah aku dapatkan selama aku hidup di dunia ini. Baik itu dari yang membuatku menderita sampai yang membuatku sangat senang. Aku berterima kasih kepala Tuhan karena telah mempertemukanku dengan dia. Apalagi dengan kenyataan yang ada bahwa aku tinggal bersamanya dirumahnya yang sangat mewah. Aku merasa saat itu aku menjadi gadis yang sangat beruntung. Terima kasih banyak, Tuhan,  aku senang dengan yang kudapatkan saat itu.
Tapi kebahagiaanku berhenti. Tidak, oh maksudku kebahagianku telah berkurang dan digantikan oleh sebuah masalah. Masalah yang mengharuskanku dijauhi oleh orang-orang yang kusayang, terlebih lagi ketika aku memutuskan untuk meninggalkan mereka semua. Tapi setelah beberapa saat, giliran dia yang meninggalkanku. Entahlah berapa lama, mungkin untuk selamanya. Itu semua membuatku sangat tertekan, sangat…

Mario Stevano Aditya Haling
Banyak orang berkata wajahku tampan dan manis, banyak sekali para gadis yang menggemariku dan orang-orang yang bangga padaku karena mereka bilang aku tergolong dalam seorang lelaki yang cerdas. Oh, benarkah? Yah, aku anggap itu semua sebagai pujian untukku.
Tapi sayang, aku termasuk lelaki yang masuk dalam kategori ‘Lelaki Dingin’. Ya, aku selalu bersikap dingin pada semua orang disekitarku, siapapun itu walaupun pada orang tua ataupun saudaraku sendiri aku bahkan selalu bersikap seperti ini. Aku ingin sekali seperti Cakka —adikku— yang mudah bergaul dengan siapapun.
Suatu hari, dia —Gadis yang kukagumi sekaligus my first love at first sight, dua tahun lebih muda dariku— datang memasuki kehidupanku. Membuatku menjadi sedikit lebih terbuka pada semua orang —walaupun tak sepenuhnya. Namun yang membuatku menyesal adalah aku harus berpisah dengannya, ah tidak, maksudku aku harus pergi meninggalkannya hingga semuanya menjadi tinggal kenangan. Kenangan termanis dalam hidupku walaupun hanya sebentar saja aku mengenalnya tapi disaat seperti itulah aku dan dia menyimpan berbagai macam kenangan bersamanya. Kuharap aku menemukannya lagi ketika aku kembali. Tapi aku sendiri tak tahu kapan akan kembali…

Cakka Kawekas Nuraga
Semua orang memanggilku Cakka. Aku mempunyai kakak laki-laki yang sangat hebat. Aku bahkan sanat bangga dengannya. Walaupun sikapku dengannya sangat bertolak belakang. Dia yang cuek dengan keadaan sekitar dan aku yang selalu memperhatikan keadaan sekitar. Dia selalu sibuk dengan buku-bukunya yang tebal — membuatku sakit mata melihat buku-buku itu. Kadang juga dia tak pernah menanggapiku ketika aku bertanya padanya. Tapi tetap saja bagiku dia adalah kakakku yang paling hebat dan aku sangat bangga padanya.
Tapi rasa banggaku memudar begitu tau semuanya. Ketika aku tahu bahwa dia telah mengkhianatiku yang membuatku benar-benar marah besar padanya.
Aku tak menerimanya, aku kecewa, seakan semua yang pernah aku lakukan padanya sangat sia-sia. Emosiku memuncak membuatku menjauhi dan memusuhinya sebelum aku mendapatkan semuanya. Aku kecewa pada orang yang selama ini aku banggakan…

Ashilla Zahrantiara
Ashilla Zahrantiara, mungkin kalian sering mendengar nama gadis itu. Benar kan? Ya, itulah aku yang mempunyai dua sahabat dari SD yang bernama Febby dan Prissy. Aku. Aku yang selalu dianggap gadis yang menyebalkan, tak tahu diri dan selalu menjadi pengganggu hubungan orang —pihak ketiga maksudku. Hei, kenapa berpikir bahwa aku seperti itu? Oh, atau karena gadis —gadis yang dekat dengan lelaki yang kusukai— itu?
Ah, yang benar saja!
Sebenarnya siapa yang menjadi pihak ketiga? Aku bahkan sudah dekat dengan dia —si lelaki— sebelum gadis itu muncul dalam kehidupanku dan kehidupan dia dan gadis itulah yang membuat hubunganku dan dia menjadi renggang. Jadi, sebenarnya siapa yang menjadi pihak ketiga? Gadis itu kan?
Tuhan, kumohon bantu aku…
Aku tak mau mencari musuh, tapi gadis itu…

Aren Nadya Jagunap Budiprabawa
Alyssa Saufika Umari dan Muhammad Raynald Prasetya. Kalian tahu mereka? Kedua pemilik nama itu adalah sahabatku. Sahabat baikku, tapi persahabatan kami pecah karena hal sepele dan karena kesalah pahaman. Aku benar-benar ingin menangis mengingat hal itu. Bahkan ketika salah satu diantara mereka mulai membenciku. Ya Tuhan…
Tapi Kak Gabriel —Kakakku yang paling tampan— selalu mencoba menghiburku dengan caranya yang selalu membuatku merasa nyaman. Sayang sekali, saat itu dia sedang berada New York jadi ketika aku menceritakan semua yang kualami padanya tidak membuatku puas.
Aku menceritakan segalanya, dari hal yang tak penting sampai pada masalah persahabatanku yang pecah dan lelaki yang kukagumi selama ini…

Gabriel Stevent Damanik
Aku memang orang baru dalam kehidupan mereka semua. Tapi, bisakah untuk tidak membawa masalah yang melibatkanku? Sungguh, aku tidak suka dengan semua itu karena benar-benar sangat merepotkanku. Tapi disisi lain aku merasa senang karena aku juga bisa dekat dengannya. Yap, seorang gadis berambut ikal panjang, sukses membuatku sangat terpesona walaupun aku kurang menyukai sikapnya yang menurutku.. Ehem, sedikit ‘manja’ dan suka melakukan hal gila. Yah, tapi mau bagaimana lagi? Namanya juga sudah terlanjur mencintainya, bukankah banyak orang yang mengatakan bahwa cinta itu buta? Entahlah, kurasa aku mempercainya karena aku sendiri telah merasakannya…
Dengan satu harapan, aku rela —walaupun dengan berat hati— selalu ada dalam masalah teman-temanku yang selalu melibatkanku dan sangat merepotkanku, asal aku bisa dekat dengan gadis itu semuanya akan aku lakukan.
Tapi, selalu ada gadis  lain yang kurasa selalu menggangguku, selalu berkata bahwa aku mirip dengan seorang lelaki yang tidak kukenal tetapi gadis itu kenal. Aishh, membingungkan!

Muhammad Raynald Prasetya
Aku selalu menatapnya dengan mata berbinar. Gadis yang aku sukai, ah tidak, maksudku kucintai sangat dekat denganku. Well, aku mengaku. Aku sangat mencintai sahabatku sendiri. Kalian kaget? Ify kah? Atau Aren? Yah kalian bisa menebaknya. Yang pasti aku belum siap untuk mengatakan ini padanya. Aku takut persahabatanku retak hanya gara-gara ini dan ternyata ucapanku malah mengutukku. Persahabatanku memang retak gara-gara masalah ini… Masalah perasaanku… Semuanya karena aku…

Alvin Jonathan Sindunata
Orang-orang menganggapku hebat karena aku mampu berteman dengan ‘Pangeran Dingin’ disekolah. Sudah tau kan? Tentu saja lelaki itu Rio. Dia sahabatku, walaupun kami berteman tidak terlalu dekat karena dia terlalu sibuk dengan buku-bukunya dan selalu cuek padaku, dia sudah aku anggap seperti saudara sendiri. Dia orang yang sangat cerdas.
Sekarang aku tidak jomblo lagi. Kalian tau? Aku berpacaran dengan sepupunya Rio. Wah, kedengarannya sangat menarik bukan? Kurasa dunia ini memang sempit ya?

Agni Tri Nubuwati
Pengamen jalanan. Itulah yang semua orang tahu tentang diriku. Seorang gadis yang setiap harinya mengamen di jalanan bersama adik-adikku. Bukan adik sih, tapi mereka sudah kuanggap seperti adikku. Mungkin karena aku yang paling tua diantara mereka semua. Mereka adalah Oik, Acha, Ozy dan Deva.
Kami tinggal satu rumah di sebuah rumah kayu kecil yang letaknya tak jauh ditempat kami mengamen setiap hari. Kami benar-benar kesusahan dalam masalah keuangan untuk menjalani hidup yang susah ini. Yah, karena itulah kami mengamen meskipun penghasilan dari mengamen sama sekali tak mencukupi kebutuhan hidup kami. Kami semua juga berhenti sekolah karena masalah ini.

***

“Gue cuma pengen deket aja sama loe,”
“Kalau gitu, boleh dong gue ngarepin sesuatu?”
“Yang pasti gue pengen loe jadi milik gue. Gimana? Loe mau?”
“Gue nggak bercanda. Gue serius. Emangnya muka gue keliatan lagi bohong apa?!”
“Gue emang bukan cowok romantis. Ya loe tau sendiri lah, gue aja nggak nggak tau gimana cara nembak cewek,”
“Loe… nerima gue apa nggak? Gue nggak akan maksa loe kok,”
“Nggak apa-apa. Gue ngerti,”
“Gue kan udah bilang sama loe kalo gue nggak maksa loe buat nerima perasaan gue”
“I love you…”
Ucapan lelaki itu masih terekam dengan jelas pada otaknya. Tangannya mengepal keras dan dengan susah payah ia mencoba untuk menahan air matanya agar tidak jatuh, karena kalau setetes air matanya terjatuh ia akan mengeluarkan banyak tetesan-tetesan air mata bening yang dapat membuat matanya sedikit bengkak. Tapi sekarang, air matanya berhasil menetes membasahi kulit putih susunya yang ada disekitar mata indahnya. Andaikan ia bisa bisa memutar waktu…
Karena sibuk menangis, ia bahkan sampai tak sadar bahwa ada seseorang yang sudah duduk disebelahnya. “Kenapa loe nangis?”
Gadis itu menoleh dengan cepat dan matanya terbelalak. Detik berikutnya, ia segera mengelap air mata dengan punggung tangannya. “Eh, kok loe disini?”
“Loe kangen sama dia?”
“…”
“Loe nyesel udah nolak dia?”
“…”
“Jawab gue!”
“Semua itu bukan urusan loe,”
“Itu urusan gue juga! Gue pengen tau loe itu nyesel apa nggak udah nolak dia.”
“Ngapain loe pengen tau segala,”
“Yahh… kalau loe emang nggak nyesel seenggaknya gue punya harapan untuk dapetin loe. Loe tau? Gue cinta sama loe…”

0 komentar:

Posting Komentar

 
~ 신혜린 ~ Blogger Template by Ipietoon Blogger Template